HAARP atau High Frequency Active Auroral
Research Program adalah semacam teknologi buatan Amerika, project yang
bertujuan untuk memahami, menstimulasi, dan mengontrol proses ionospheric yang
dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans. Lalu apa
itu ionosfer ?? Ionosfer adalah bagian teratas dan terpenting dalam atmosfer
bumi kita. Ionosfer sangat penting karena dapat menyaring radiasi cahaya
matahari agar tidak langsung jatuh ke bumi. Ionosfer berperan dalam mengatur
kadar kelistrikan dalam atmosfer dan membentuk inti dari tepi magnetosfer.
Ionosfer juga memiliki kegunaan lain bagi manusia, yaitu mempengaruhi gelombang
penyiaran radio jauh dari tempat-tempat yang ada di Bumi.
Lalu apa hubungannya dengan teknologi HAARP
?
Cara kerja HAARP adalah dengan memanaskan
ionosfer yang ada di langit. Hal ini dapat memanipulasi keadaan langit
disekitarnya, sehingga pada masa percobaan dapat terjadi suatu hal yang tidak
diinginkan misalnya terjadi badai, gempa bumi, gangguan sinyal dan lain-lain.
Apakah ada bahaya dari teknologi HAARP ?
Jawabannya ada, HAARP dapat mengatur cuaca,
caranya dengan menentukan satu titik lokasi ionosphere yang akan dipanaskan,
lalu tekanan yang berada di atmosfer juga akan naik. Maka tekanan yang
terbentuk dikumpulkan di satu titik dan terbentuklah manipulasi jetstream (arus
jet). Tapi HAARP belum sempurna dan masih dalam tahap pengetesan (di seluruh
dunia). Dicurigakan HAARP sudah dalam tahap beta pada tahun 2004, ini terbukti
ketika batasan badai tornado yang terjadi dalam satu tahun dilanggar oleh alam.
Jika satu tahun batas maksimal badai hanya terjadi 4 kali, tahun 2004 terjadi
sebanyak 6 kali.
Apakah HAARP bisa mengubah cuaca ?
Beberapa sumber menjelaskan bahwa HAARP
dapat mengatur cuaca, tetapi silahkan kita lihat kenyataan ini :
Lapisan di atmosfer terdiri dari dari 5
lapisan utama :
Troposfer
Stratosfer
Mesosfer
Termosfer/Ionosfer
Eksosfer
Kelima lapisan tersebut memiliki fungsi
yang berbeda-beda, ketika bicara HAARP, teknologi ini sepertinya lebih banyak
berkutat di lapisan ionosfer, lapisan dimana gelombang radio dipantulkan.
Sedangkan Hujan, petir, dan badai terletak pada lapisan Troposfer. Dan
sepertinya tidak ada kaitannya pemanasan di ionosfer ( oleh HAARP ) dengan peristiwa
cuaca di lapisan Troposfer. Sebagai catatan, Lapisan troposfer terpisahkan oleh stratosfer dan mesosfer
untuk menuju ionosfer, dan jarak troposfer-ionosfer sejauh 290 km.
Saya menemukan artikel di salah satu
website yang isinya :
“Sebagian besar orang menganggap Tsunami
Aceh adalah bencana alam murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box”
bahwa tsunami adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang
diujicobakan. Salah satu dari mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik Unisba menjelaskan
hipotesa tentang hal ini,
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh.
2. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh.
2. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan
dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar
memasukkan bantuan namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia
tidak turun ke sana.
4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.”
4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.”
Apakah dengan pernyataan diatas bisa
menguatkan bahwa teknologi HAARP begitu hebatnya ? ataukah hanya isu yang
sengaja dihembuskan sendiri oleh pihak Amerika untuk mengukuhkannya sebagai
negara adikuasa ? kita patut mengawasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar