Senin, 15 Juli 2013

Jaga Kualitas Udara Kita

Menurut Wikipedia, Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di armosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.

Diera globalisasi saat ini, beberapa negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, telah mengalami isu kualitas lingkungan hidup yang sampai saat ini selalu menjadi suatu permasalahan nasional yang perlu dicari jalan pemecahannya. Negara Indonesia telah mengalami krisis udara bersih, yang mana banyak ditemukannya pencemaran udara di kota-kota besar yang ada di Indonesia.
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia serta ekosistem telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia berdampak besar terhadap penurunan kualitas udara secara nasional. Berdasarkan laporan Environmental Performance Index tahun 2006 yang disusun oleh Universitas Yale menunjukkan kualitas udara Indonesia berada di posisi seratus dua puluh empat (124) dengan skor 25,1 dari seratus tiga puluh tiga (133). Uganda adalah negara yang memiliki kualitas udara paling bagus dengan skor 90,0, sedangkan Bangladesh adalah negara yang memiliki kualitas udara paling buruk dengan skor 6,9.
Pencemaran udara terjadi karena emisi kendaraan bermotor, kebakaran hutan, kegiatan industri dan sedikitnya lahan terbuka hijau dan masih banyak lagi penyebabnya.
Peningkatan volume kendaraan yang mencapai 12 persen per tahun itu tidak sebanding dengan pelebaran jalan yang hanya berkisar tiga hingga lima persen. Kondisi seperti itu, membuat kemacetan menjadi tak terhindarkan. Saat kemacetan terjadi, polusi kendaraan otomatis meningkat. Pasalnya, emisi gas buang kendaraan yang merayap berbeda 12 kali lipat dibanding saat kendaraan berjalan normal. Polusi tersebut memberikan dampak negatif bagi kualitas udara.
Lalu apakah kita harus hanya diam saja melihat kenyataan bahwa kualitas udara kita yang semakin tercemar?
Mungkin perlu adanya proses yang konkret dari pemerintah untuk menanggulangi pencemaran udara yang saat ini mungkin sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Proses uji emisi kendaraan yang dilakukan oleh kementrian perhubungan dan kepolisian pada setiap kendaraan milik pribadi maupun angkutan umum, dinilai oleh beberapa kalangan masih setengah hati, padahal jika ini dilakukan dengan seksama dan tindakan tegas, maka akan berdampak positif bagi penurunan pencemaran udara.
Lahan terbuka hijau juga perlu mulai di ciptakan kembali mengingat keberadaannya yang sudah mulai langka diperkotaan karena kemajuan zaman yang semakin modern dan pembangunan yang sangat pesat tidak segan-segan menggusur lahan terbuka hijau. Oleh karena itu, semoga pemerintah mempunyai solusi untuk tetap menjaga kualitas udara tetap menjadi baik.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt50cf1ff2c1a64/klh-evaluasi-kualitas-udara-perkotaan-2012
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/10/21/mc8p5f-polusi-udara-di-jakarta-sangat-buruk
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/10/21/mc8pup-46-persen-penyakit-di-jakarta-karena-pencemaran-udara
http://www.voaindonesia.com/content/tingkat-pencemaran-udara-di-jakarta-meningkat/1418769.html


Kamis, 04 Juli 2013

Handphone Sel Surya


Seperti biasa, kita sedikit mengupas teknologi yang biasa kita pakai sehari-hari. Telepon genggam atau yang biasa kita sebut hp / handphone, oke handphone ini akan memakai teknologi sel surya. Untuk apa pasti kita semua sudah bisa menerka, untuk mengisi baterai tanpa harus menghubungkannya ke listrik.
Sel surya akan dihubungkan dan dimodif sedemikian rupa sehingga ketika disinari oleh sinar matahari, panas matahari akan diubah menjadi energi listrik yang dipakai untuk mengisi baterai. Jadi selain merupakan teknologi hijau yang ramah lingkungan, kita juga tidak perlu repot-repot membawa charger kemana-mana. Hanya saja kelemahannya, ini tentu tidak bisa digunakan dimalam hari.
Matahari telah mengirimkan cahaya dan panas ke bumi selama beberapa miliar tahun. Namun, baru sekarang kita manusia menemukan cara untuk menangkap dan memanfaatkan sebagian dari energi ini sebagai listrik. Metode pertama adalah sel fotovoltaik diciptakan oleh para peneliti di Bell Laboratories pada tahun 1954. Sejak itu, sel surya telah berevolusi dari mengubah sinar matahari menjadi listrik dapat digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan besar. Bagaimana panel pengisi tenaga mampu menerjemahkan energi surya menjadi listrik?
Bagaimana hal itu terjadi: Sebuah arus listrik diciptakan oleh pergerakan elektron bebas, yang membawa muatan negatif. Biasanya, elektron terjerat dalam orbit di sekitar inti atom, yang terbuat dari proton dan neutron. Partikel-partikel atom adalah blok bangunan materi dan dapat ditemukan di semua tempat. Satu partikel energi yang melakukan pekerjaan dengan baik untuk meng-expand elektron dari atom adalah foton. Ini adalah paket energi subatom yang membentuk dasar untuk cahaya. Foton dari sinar matahari membawa energi yang cukup untuk jar elektron dari orbit mereka di elemen silikon, yang merupakan bahan yang paling digunakan dalam sel surya. Kemampuan foton untuk memisahkan elektron ini disebut efek fotolistrik.
Baterai kimia menghasilkan arus elektron melalui reaksi kimia. Lithium-ion baterai, seperti yang ditemukan di ponsel dan iPod, menciptakan energi melalui pertukaran ion dari lithium untuk karbon. Dalam kedua jenis baterai, listrik diciptakan oleh aliran dari negatif ke elektroda positif. Ketika baterai diisi ulang, aliran elektron membalikkan dirinya sendiri, dan potensi listrik baterai diisi kembali.
Pengisi daya baterai tenaga matahari tidak langsung mengisi baterai lithium ion dalam gadget anda. Mereka biasanya menjaga baterai isi ulang mereka sendiri  baik kimia atau baterai lithium ion  yang dibebankan melalui modul surya dan mendistribusikan muatan mereka untuk gadget. Tidak ada sumber listrik eksternal yang diperlukan pada proses ini.
Manfaat dari Solar Charger Baterai
Cukup mudah untuk menentukan manfaat yang paling penting dari pengisi daya baterai surya :
- Mereka tidak membutuhkan sumber listrik eksternal untuk mengisi ulang baterai anda. Ini berarti bahwa pengisi baterai matahari menawarkan kebebasan bergerak. Anda dapat menemukan matahari sangat banyak dimanapun di bumi pada siang hari, apalagi di Indonesia yang dekat dengan garis Khatulistiwanya. Jadi, jika anda menemukan diri anda tersesat di hutan dengan ponsel mati, anda hanya perlu sinar matahari untuk mendapatkan tenaga dan sumber daya bagi handphone anda dan gadget anda akan berjalan kembali.
- Kurangnya sumber listrik juga menawarkan beberapa manfaat. Sel surya tidak menghasilkan emisi, limbah atau produk samping, foton yang tidak digunakan hanya melewati silikon atau memantul. Listrik ini dihasilkan oleh transfer energi dari foton ke elektron, yang membebaskan elektron dan memungkinkan untuk mengalir. Listrik bukan merupakan suatu bentuk energi yang tersendiri, namun pembawa energi. Sinar matahari ini diproduksi melalui efek fotoelektrik untuk menghasilkan muatan listrik.
Cukup menarik bukan ? semoga bermanfaat.
Sumber :


.


KAJIAN TERMAL AKIBAT PAPARAN PANAS DAN PERBAIKAN LINGKUNGAN KERJA


Dibuat oleh     : Listiani Nurul Huda dan Kristoffel Colbert Pandiangan
Jurnal               : Jurnal Teknik Industri, Vol 14, No.2, Desember 2012
Sumber            : Jurnal Teknik Industri Petra

PENDAHULUAN
Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja yang dipengaruhi oleh beberapa aspek lingkungan kerja fisik. Adapun aspek-aspek tersebut dapat berupa temperature, kelembaban relatif, pergerakan udara serta aspek personal seperti insulasi pakaian dan jenis kegiatan. Kondisi termal dapat mengakibatkan kenyamanan dan juga ketidaknyamanan dalam bekerja. Paparan panas akibat adanya temperature yang tinggi dalam ruangan kerja bisa ditimbulkan oleh kondisi ruangan, mesin-mesin ataupun alat yang mengeluarkan panas serta panas yang bersumber dari sinar matahari yang memanasi atap pabrik yang kemudian menimbulkan radiasi kedalam ruangan kerja produksi.

Menurut Prianto dan Depecker [12], pada hunian di lingkungan beriklim tropis terutama dengan kelembaban tinggi, kenyamanan lingkungan kerja tidak hanya tergantung pada banyaknya suplai udara segar ke dalam ruangan, tetapi juga tergantung pada kecepatan angin. Hal ini diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa kenyamanan termal dapat diprediksi dengan menggunakan indeks keefektifan bukaan (dalam m/s) dengan memasukkan temperatur kering dan kelembaban ke dalam persamaan Macfarlane. Teori ini juga didukung oleh penelitian Liping dan Hien [9] yang mengatakan bahwa ada dua cara dalam meningkatkan kenyamanan termal ruangan, yaitu meningkatkan kecepatan angin dan menentukan posisi serta ukuran bukaan yang tepat.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di ruangan formulasi salah satu pabrik anti nyamuk di kota Medan, Sumatera Utara. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli 2012. Responden yang digunakan sebagai objek penelitian adalah pekerja di ruangan formulasi. Data yang diambil pada penelitian ini adalah data kondisi termal dan data psikologi termal pekerja.
Metode audit termal yang digunakan pada penelitian ini adalah Heat Stress Index (HSI) dan Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) atau sering pula disebut sebagai Indeks Suhu Bola Basah (ISBB). Metode HSI digunakan untuk melihat besarnya indeks tekanan paparan panas yang dirasakan pekerja dalam ruangan.

PROSEDUR KAJIAN TERMAL
Audit termal dilakukan melalui pengukuran langsung faktor-faktor lingkungan kerja fisik seperti temperatur udara, temperatur basah, temperatur kering, temperatur globe, kelembaban dan kecepatan angin. Pengukuran dilakukan pada 5 titik yang tersebar merata pada ruangan formulasi. Tingkat gradien ketinggian pengukuran terdiri dari 5 titik yaitu ketinggian 0,1m; 1,1m; 1,7m; 3m; 5m. Ketinggian 0,1 sampai 1,7m berdasarkan standar pengukuran ASHRAE 55, sedangkan ketinggian 3 sampai 5m digunakan untuk analisis penempatan ventilasi. Pengukuran dilakukan selama 5 hari kerja dari pukul 07.00 sampai 15.00 WIB (jam kerja aktif di ruangan formulasi) dengan interval waktu pengukuran selama 120 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kenyamanan Termal
Berdasarkan hasil pengukuran selama 5 hari, maka diketahui bahwa temperatur udara paling tinggi berada pada 35,3oC, temperatur udara paling rendah berada pada 27,80C, dan temperatur udara rata-rata adalah 31,70C. Berdasarkan pengamatan, diketahui bahwa pengaruh radiasi sinar matahari memiliki peranan paling besar dalam meningkatkan paparan panas. Hasil pengujian korelasi juga menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi indeks tekanan paparan panas adalah temperatur globe, kecepatan angin dan temperatur udara dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,99875; -0,99536; 0,9531 secara berturut-turut. Hal ini diakibatkan ruangan formulasi menggunakan atap yang terbuat dari seng dan tanpa mengunakan langit-langit atau asbes, sehingga panas dari atap dengan cepat merambat. Berdasarkan hasil pengumpulan data, diketahui bahwa temperatur udara pada ketinggian 3 sampai 5m lebih tinggi dibandingkan temperatur udara pada ketinggian 0,1 sampai 1,7m. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan ketinggian bukaan ventilasi.

Pengukuran Waktu Kerja Produktif Dengan Activity Sampling
Secara rata-rata dapat diketahui bahwa waktu kerja produktif operator bagian formulasi adalah 76,58% dengan penyimpangan maksimum sekitar 5,91%. Angka ini berada di bawah standar yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 85%. Hal ini mengindikasikan perbaikan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan waktu kerja produktif operator formulasi setidaknya dapat memenuhi angka 85%.
Berdasarkan pengamatan secara langsung di lapangan juga menunjukkan bahwa banyaknya proporsi waktu idle operator ini diakibatkan oleh banyaknya operator tidak tahan berada di ruangan formulasi yang terpapar panas. Mereka mendinginkan temperatur tubuh dengan meninggalkan ruangan formulasi dan masuk ke ruangan kantor staf produksi yang menggunakan AC. Hal inilah yang menjadi alasan mereka ketika meninggalkan ruangan formulasi untuk mengambil waktu istirahat.

ASPEK PERANCANGAN DAN PERBAIKAN
Salah satu perancangan yang dibutuhkan dalam mengurangi panas di dalam ruangan adalah turbin ventilator. Pemasangan turbin ventilator didukung oleh adanya bukaan inlet dan outlet pada dinding bangunan. Bukaan ini ditempatkan pada ketinggian 4,75m dari lantai. Hal tersebut dilakukan supaya udara yang terpapar panas dari ketinggian 3 sampai 5m dapat disirkulasikan keluar ruangan.
Persyaratan kecepatan angin untuk menyatakan kenyamanan termal pada bangunan sangat dipengaruhi oleh temperatur internal dan kelembaban relatif (RH). Semakin tidak nyaman, kecepatan angin yang dibutuhkan semakin tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata temperatur udara adalah 31,7oC, kecepatan angin 0,27m/s, kelembaban 68,21%, temperatur basah 26,18oC, temperatur kering 30,45oC, dan temperatur globe 31,35oC. Indeks paparan tekanan panas adalah 94,41% yang mengindikasikan bahwa ruangan formulasi tersebut sudah akan membahayakan kesehatan pekerja. Perhitungan ISBB menunjukkan bahwa persentase waktu istirahat seharusnya sekitar 1,45 jam menjadi 1 jam. Waktu kerja produktif operator yang terpapar panas berkisar antara (76,58±5,91)% dan tidak memenuhi standar perusahaan 85%.