Motivasi merupakan satu
penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu
tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi
adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai
motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam
kehidupan..
Motivasi dapat berupa
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intinsik adalah
manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang
tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena
rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang
melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen
diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang
membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Definisi
Motivasi
Motivasi
(motivation) memiliki definisi sebagai proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen
utama dari motivasi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas
berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Arah berhubungan dengan
pengaitan upaya kepada arah dan tujuan yang menguntungkan organisasi, dan
mempertimbangkan kualitas serta intensitas upaya secara bersamaan. Ketekunan
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa mempertahankan usahanya.
Konsep
motivasi telah berusaha dikembangkan oleh banyak orang, dan beberapa teori yang
paling terkenal mengenai motivasi antara lain teori hierarki kebutuhan, teori X
dan teori Y, teori dua faktor, teori kebutuhan Mc Clelland, teori evaluasi
kognitif, teori penentuan tujuan, teori MBO, teori efektivitas diri, teori
penguatan, teori keadilan, dan teori harapan. Akan tetapi dalam kenyataannya
perlu adanya penerapan konsep-konsep ini ke dalam aplikasi praktis.
Elemen
Kunci Motivasi
Berkaitan
dengan definisi motivasi yang telah disebutkan di atas, berikut adalah elemen
kunci dalam motivasi :
·
Intensitas (intensity)
Fokus kepada seberapa besar atau karena
usaha seseorang untuk mencoba mencapai sesuatu dalam hidupnya.
·
Arahan (direction)
Usaha yang sudah ada dan sudah
dilakukan, diarahkan ke suatu tujuan, misalnya tujuan organisasi
·
Kegigihan (persistence)
Elemen ini, fokus kepada seberapa lama
seseorang dapat mempertahankan upaya atau usahanya.
Teori-Teori
Motivasi
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang
dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan
manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan
pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori
penguatan, teori keadilan, teori harapan, teori penetapan sasaran.
·
Teori
Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan
bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya
dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan
Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum
kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan
fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan
rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan
akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
• Kebutuhan
akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan)
• Kebutuhan
aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa
aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan
seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan.
Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan
intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya
seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya
masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
·
Teori
Motivasi Herzberg (1966)
Menurut Herzberg
(1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya
faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
Menurut
Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji
yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila
faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan
(Robbins,2001:170).
Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting
yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan (Hasibuan, 1990 : 176) yaitu :
a. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan
yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi,bertanggung jawab,
kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua
itu.
b. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama
pada faktor yang bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan
pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.
c. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi
terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada
lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi
oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
a. Maintenance Factors
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan
dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan
kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena
kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
b. Motivation Factors
Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan
psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor
motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan
langsung denagn pekerjaan.
·
Teori
Motivasi Douglas McGregor
Mengemukakan dua
pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori
x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan
secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan
tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
c. Karyawan
akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan
karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai
kodrat manusia ada empat teori Y :
- karyawan
dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
- Orang
akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit
pada sasaran.
- Rata
rata orang akan menerima tanggung jawab.
- Kemampuan
untuk mengambil keputusan inovatif.
·
Teori
Motivasi Vroom (1964)
Teori
dari Vroom (1964) tentang cognitive
theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan
sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari
pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya
motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
o
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada
suatu tugas
o
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang
apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan
tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
o
Valensi, yaitu respon terhadap outcome
seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha
menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya
menghasilkan kurang dari yang diharapkan
·
Achievement
TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961)
Teori motivasi
ini disebut juga sebagai teori kebutuhan. Mc Clelland (1961) menyatakan ada
tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
o
Need
for achievement (kebutuhan akan prestasi)
o
Need
for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir
sama dengan social need-nya Maslow)
o
Need
for Power (dorongan untuk mengatur)
·
Teori
Motivasi Clayton Alderfer (teori ERG)
Clayton Alderfer
mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan
keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda
dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih
tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak
yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke
situasi.
Kebutuhan akan keberadaan diri
adalah kebutuhan fisiologis dan material seperti kebutuhan akan minuman,
makanan, pakaian, dan tempat tinggal serta kebutuhan akan rasa aman. Di dalam
organisasi, kebutuhan ini mencakup upah, situasi kerja, jaminan sosial, dan
lain sebagainya. Kebutuhan akan keterkaitan dengan orang lain meliputi semua
kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan hubungan antar pribadi. Sedangkan
kebutuhan akan perkembangan diri meliputi kebutuhan akan pengembangan potensi
seorang individu.
·
Teori
Keadilan (equity theory)
Seseorang
akan merasa puas atau tidak tergantung dari apakah dia merasa adanya keadilan
atau tidak atas suatu situasi. Teori ini menekankan bahwa faktor utama dalam
motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atas keadilan dari penghargaan yang
diterima. Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh
seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang setara,
sekantor, maupun di tempat lain. Elemen teori ini meliputi input, outcome, dan comparison
person.
Input adalah
segala sesuatu yang berharga, yang dirasakan oleh seseorang sebagai sumbangan
terhadap suatu pekerjaan, misalnya pendidikan, pengalaman, keterampilan,
keahlian, dan jumlah jam kerja. Outcome
mengandung pengertian sebagai segala sesuatu yang dirasakan oleh seseorang
sebagai hasil dari pekerjaannya, bisa berupa gaji, upah, simbol status, dan
kesempatan untuk berprestasi atau aktualisasi dri. Sedangkan comparison person menjelaskan dengan
siapa seseorang membandingkan antara input yang diberikan dengan outcome yang diperolehnya.
Ketidakadilan
muncul ketika seseorang individu merasa bahwa input yang diberikan tidak
sebanding dengan imbalan (outcome)
yang diterima. Secara umum jenis ketidakadilan terbagai menjadi overpayment inequity, terjadi apabila
seorang pegawai menerima imbalan lebih besar daripada rekan sekerjanya padahal
input yang diberikan sama, dan underpayment
inequity terjadi apabila seorang pegawai menerima imbalan lebih sedikit
dibanding dengan rekan sekerjanya, padahal input yang diberikan lebih besar.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seseorang ketika ia merasa bahwa
ketidakadilan terjadi, yaitu :
ü Mengubah
input menjadi lebih besar apabila overpayment inequity atau menjadi lebih kecil
apabila underpaymen inequity.
ü Mencoba
mengubah input rekan sekerjanya.
ü Mengubah
persepsi tentang besaran inpu yang diberikan baik oleh dirinya sendiri meupun
oleh rekan sekerjanya.
ü Mengganti
comparison person yang selama ini dijadikan patokan pengukuran keadilan.
ü Keluar
dari organisasi.
·
Teori
Evaluasi Kognitif (cognitive evaluation
theory)
Teori ini mengatakan bahwa
memberikan penghargaan ekstrinsik akan menghilangkan motivasi instrinsik.
Artinya apabila seseorang mengerjakan sesuatu karena ia menyukainya dan
kemudian diberi reward maka lama kelamaan motivasinya akan bergeser. Pada
akhirnya motivasi seseorang mengerjakan suatu hal bukan karena ia menyukainya
tapi karena mengharpkan imbalan yang akan diperolehnya karena mengerjakan hal
tersebut.
·
Teori
Goal-Setting
Teori
ini menjelaskan bahwa agar seseorang berkinerja dengan baik maka diperlukan
penentuan sasaran keberhasilan berupa target-target yang spesifik, disertai
dengan umpan balik di setiap tahapan pekerjaan.
·
Teori
Penguatan (reinforcement theory)
Teori ini menyatakan
bahwa seseorang akan berperilaku dengan memperhatikan akibat-akibat dari
perilakunya tersebut. Sehingga apabila kita menginginkan seseorang berperilaku
yang baik maka kita harus memberikan konsekuensi yang baik pula misalkan
memberikan upah dan imbalan. Begitu pula sebaliknya, agar seseorang tidak
melakukan perilaku yang buruk maka kita harus memberikan konsekuensi yang buruk
pula terhadap perilaku buruk tersebut apabila dilakukan, misalnya dengan
memberikan hukuman.
·
Teori
Pengharapan (expectancy theory)
Teori ini mengungkapkan
bahwa seseorang akan berperilaku tertentu karena ia mengharapkan sesuatu yang
dianggap berharga yang akan dihasilkan dari perilakunya tersebut.
Teori ini memiliki tiga
elemen dasar yaitu harapan, instrumentalitas, dan valensi. Harapan mengacu pada persepsi individu bahwa usaha akan
menghasilkan kinerja. Instrumentalitas mengacu pada persepsi individu bahwa
kinerja bisa menghasilkan hal positif seperti kenaikan gaji atau hal negatif
seperti kelelahan fisik. Sedangkan valensi
mengacu pada nilai individu yang melekat pada reward yang diterima seseorang.
Secara sederhana, tiga
elemen dasar teori pengharapan bisa diringkas sebagai berikut : apabila
pekerjaan berusaha, maka mereka bisa berkinerja (harapan), apabila berkinerja
mereka akan mendapatkan hasil/imbalan (instrumentalitas), dan apabila mereka
mendapatkan imbalan tersebut merupakan sesuatu yang dianggap berharga oleh si
pekerja (valensi).
Penelitian
David Mcclelland
Penelitian McClelland terhadap para usahawan
menunjukkan bukti yang lebih bermakna mengenai motivasi berprestasi dibanding
kelompok yang berasal dari pekerjaan lain. Artinya para usahawan mempunyai
n-ach yang lebih tinggi dibanding dari profesi lain.
Kewirausahaan adalah merupakan kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumberdaya untuk mencari peluang sukses
(Suryana, 2006). Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara
baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (Suryana, 2006). Inovasi
adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan
menemukan peluang (Suryana, 2006). Ciri-ciri pokok peranan kewirausahaan
(McClelland, 1961 dalam Suyanto, 1987) meliputi Perilaku kewirausahaan, yang
mencakup memikul risiko yang tidak terlalu besar sebagai suatu akibat dari
keahlian dan bukan karena kebetulan, kegiatan yang penuh semangat dan/atau yang
berdaya cipta, tanggung jawab pribadi, serta pengetahuan tentang hasil-hasil
keputusan; uang sebagai ukuran atas hasil.
Ciri lainnya, minat terhadap pekerjaan kewirausahaan
sebagai suatu akibat dari martabat dan ‘sikap berisiko’ mereka. Seorang
wirausaha adalah risk taker. Risk taker dimaksudkan bahwa seorang wirausaha
dalam membuat keputusan perlu menghitung risiko yang akan ditanggungnya.
Peranan ini dijalankan karena dia membuat keputusan dalam keadaan tidak pasti.
Wirausaha mengambil risiko yang moderat, tidak terlalu tinggi (seperti
penjudi), juga tidak terlalu rendah seperti orang yang pasif (Hanafi, 2003).
Dari hasil penelitiannya, McClelland (1961) menyatakan bahwa dalam keadaan yang
mengandung risiko yang tak terlalu besar, kinerja wirausaha akan lebih
tergantung pada keahlian- atau pada prestasi - dibanding pekerjaan lain.
Seorang wirausaha untuk melakukan inovasi atau
pembaharuan perlu semangat dan aktif. Mereka bisa bekerja dalam waktu yang
panjang, misal 70 jam hingga 80 jam per minggu. Bukan lama waktu yang penting,
namun karena semangatnya mereka tahan bekerja dalam waktu yang panjang. Bagi
individu yang memiliki n-ach tinggi tidak begitu tertarik pada pengakuan
masyarakat atas sukses mereka, akan tetapi mereka benar-benar memerlukan suatu
cara untuk mengukur seberapa baik yang telah dilakukan.
Dari penelitiannya, McClelland menyimpulkan bahwa
kepuasan prestasi berasal dari pengambilan prakarsa untuk bertindak sehingga
sukses, dan bukannya dari pengakuan umum terhadap prestasi pribadi. Selain itu
juga diperoleh kesimpulan bahwa orang yang memiliki n-ach tinggi tidak begitu
terpengaruh oleh imbalan uang, mereka tertarik pada prestasi. Standar untuk
mengukur sukses bagi wirausaha adalah jelas, misal laba, besarnya pangsa pasar
atau laju pertumbuhan penjualan.
Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam Organisasi
Dalam kehidupan organisasi, pemahaman terhadap motivasi bagi setiap
pemimpin sangat penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu
yang sulit. Hal ini dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173) sebagai berikut
:
a. Motivasi sebagai suatu yang penting (important
subject) karena peran pemimpin itu sendiri kaitannya dengan bawahan. Setiap
pemimpin tidak boleh tidak harus bekerja bersama-sama dan melalui orang lain
atau bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada
bawahan.
b. Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling
subject), karena motivasi sendiri tidak bisa diamati dan diukur secara
pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih
jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga disebabkan adanya teori motivasi yang
berbeda satu sama lain.
Untuk memahami
motivasi karyawan digunakan teori motivasi dua arah yang dikemukakan oleh
Herzberg:
Pertama, teori yang
dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan atau pegawai
pemerintahan di tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow
misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya.
Kedua, teori Herzberg lebih
eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan
antara kebutuhan dengan performa pekerjaan. Teori ini dikemukakan oleh
Frederick Herzberg tahun 1966 yang merupakan pengembangan dari teori hirarki
kebutuhan menurut Maslow.
Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi
dalam memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari
teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan
dalam performa pekerjaan.Kedua, kerangka ini membangkitkan model
aplikasi, pemerkayaan pekerjaan (Leidecker and Hall dalam Timpe, 1999 : 13).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap akuntan dan ahli teknik Amerika
Serikat dari berbagai Industri, Herzberg mengembangkan teori motivasi dua
faktor (Cushway and Lodge, 1995 : 138). Menurut teori ini ada dua faktor yang
mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu faktor pemuas (motivation
factor) yang disebut juga dengan satisfier atau intrinsic
motivation dan faktor kesehatan (hygienes) yang juga disebut disatisfier atau ekstrinsic
motivation.
Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan
termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong yang
timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu
daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi
tempatnya bekerja.
Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan
yang memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja dengan
tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan
disini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi. (dalam
Sondang, 2002 : 107).
Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg
adalah: pekerjaan itu sendiri (the work it self), prestasi yang diraih (achievement),
peluang untuk maju (advancement), pengakuan orang lain (ricognition),
tanggung jawab (responsible).
Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak akan
mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika
faktor-faktor ini dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti
gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat
menjadi sumber ketidakpuasan potensial (Cushway & Lodge, 1995 : 139).
Sedangkan faktor motivation/intrinsic factor merupakan faktor
yang mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan
terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan
seseorang untuk berforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah
(hygienis) (Leidecker & Hall dalam Timpe, 1999 : 13).
Dari teori Herzberg tersebut, uang/gaji tidak dimasukkan sebagai faktor
motivasi dan ini mendapat kritikan oleh para ahli. Pekerjaan kerah biru sering
kali dilakukan oleh mereka bukan karena faktor intrinsik yang mereka peroleh
dari pekerjaan itu, tetapi kerena pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan dasar
mereka (Cushway & Lodge, 1995 : 139).
Aplikasi
Konsep Motivasi di Dalam Organisasi
Ø Mengubah Sifat Lingkungan Kerja
Penerapan konsep
motivasi ke dalam aplikasi bisa dilakukan dengan brbagai cara. Salah satunya
adalah dengan mengubah sifat dari lingkungan kerja. Sifat dari lingkungan kerja
ini bisa dilakukan salah satunya dengan meneliti tentang rancangan pekerjaan
(job disign). Rancangan pekerjaan ini bisa dilihat dari model karakteristik
pekerjaan (job characteristics model), yang membagi pekerjaan kepada lima
dimensi pekerjaan utama : keanekargaman keterampilan (skill veriety), identtitas tugas (task identity), arti tugas (task
signifincance), otonomi (autonomy),
dan umpan balik (feedback).
Keanekaragaman
keterampilan adalah sampai tingkat mana pekerjaan membutuhkan beragam aktivitas
sehingga pekerja bisa menggunakan sejumlah keterampilan dan bakat yang berbeda.
Identitas tugas adalah sampai tingkat mana suatu pekerjaan membutuhkan
penyelesaian dari seluruh bagian pekerjaan yang bisa diidentifikasikan. Arti
tugas adalah sampai tingkat mana suatu pekerjaan berpengaruh substansial dalam
kehidupan atau pekerjaan individu lain. Otonomi (autonomy) adalah sampai tingkat
mana suatu pekerjaan memberikan kebebasan, kemerdekaan, serta keleluasaan yang
substansial untuk individu dalam merencanakan pekerjaan dan menentukan
prosedur-prosedur yang akan digunakan untuk menjalankan pekerjaan tersebut.
Umpan balik adalah sampai tingkat mana pelaksanaan aktivitas kerja memuat
seorang individu mendapatkan informasi yang telah dan langsung mengenai
keefektifan kinerjanya.
Selain
dengan meneliti tentang rancangan pekerjaan (job redesign), kita juga bisa mengubah sifat dari lingkungan kerja
dengan merancang ulang pekerjaan. Merancang ulang pekerjaan bisa dilakukan
dengan rotasi pekerjaan, perluasan pekerjaan, dan pengayaan pekerjaan.
Rotasi
pekerjaan (job rotation) adalah
pergantian periodik seorang karyawan dari satu tugas ke tugas lain. Rotasi
pekerjaan memiliki kelebihan, yaitu mampu mengurangi rasa bosan meningkatkan
motivasi melalui pembuatan variasi untuk aktivitas aktivitas karyawan, dan
membantu karyawan memahami dengan lebih baik bagaiaman perkejaan mereka
memberikan kontribusi terhadap organisasi. Rotasi pekerjaan juga memiliki
manfaat tidak langsung, yaitu karyawan menjadi memiliki keterampilan lebih
sehingga memberi manejemen lebih banyak flesibilitas dalam merencanakan
pekerjaan, menyesuaikan diri terhadap perubahan, dan mengisi lowongan-lowongan.
Akan tetapi rotasi pekerjaan juga memiliki kekurangan, yaitu biaya pelatihan
yang meningkat dan produktivitas berkurang dengan adanya pemindahan seorang
pekerja ke posisi baru ketika efisiensi di pekerjaan yang sebelumnya
menghasilkan penghematan organisasional. Rotasi pekerjaan jgua meningkatkan
gangguan, di mana anggota kelompok kerja harus menyesuaikan diri dengan
karyawan baru dan pengawas menhabiskan lebih banyak waktu untuk karyawan baru
tersebut.
Perluasa
pekerjaan (job enlargement) adalah
peningkatan jumlah dan variasi tugas dari seorang individu melalui pekerjaannya
yang berbeda-beda. Semakin banyak jumlah dan keanekaragaman tugas yang
dikerjakan oleh seorang individu menghasilkan pekerjaan yang mempunyai lebih
banyak perbedaan. Perluasan pekerjaan benar-benar melibatkan perubahan
pekerjaan.
Pengayaan
pekerjaan (job enrichment) adalah
perluasan vertikal dari pekerjaan, yang meningkatkan pengendalian pekerja
terhadap rencana, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja. Pengayaan pekerjaan
meningkatkan pengendalian pekerja terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi kinerja. Dengan adanya pengayaan pekerjaan, para pekerja dimungkinkan
menyelesaikan aktivitas, meningkatkan kebebasan dan kemerdekaan karyawan
meningkatkan tanggung jawab, dan memberikan umpan balik sehingga individu akan
mampu menilai dan memperbaiki kinerja mereka sendiri. Pengayaan pekerjaan bisa
dilakukan dengan mengkombinasikan tugas-tugas, membentuk unit kerja yang alami,
membangun hubungan dengan klien, meluaskan pekerjaan secara vertikal, dan
membuka saluran-saluran umpan balik.
Pengubahan
sifat dari lingkungan kerja untuk menambah motivasi bekerja juga bisa dilakukan
dengan pendekatan susunan pekerjaan alternatif. Susunan kerja alternatif bisa
dibagi menjadi tiga yaitu jam kerja yang fleksibel, pembagian pekerjaan, dan
telekomunikasi.
Jam
kerja yang flesibel (flexitime)
artinya pemberian keleluasaan atas kapan mereka tiba di tempat kerja dan kapan
mereka pulang. Keuntungan yang didapat dari sistem ini adalah berkurangnya
ketidakhadiran, meningkatnya produktivitas, semakin sedikitnya biaya lembur,
berkurangnya permusuhan terhadap manajemen, menurunnya kemacetan lalu lintas di
sekitar tempat kerja, peniadaan keterlambatan, serta meningkatnya otonomi dan
tanggung jawab untuk para karyawan. Kekurangan dari sistem ini adalah tidak
bisa diterapkan untuk semua pekerjaan.
Pembagian
pekerjaan (job sharing) adalah
susunan yang memungkinkan dua individu atau lebih untuk membagi suatu
pekerjaan. Pembagian pekerjaan memungkinkan organisasi menggunakan bakat dari
lebih dari seorang individu untuk suatu pekerjaan. Hal ini juga membuka peluang
untuk mendapatkan pekerja-pekerja yang terampil yang mungkin tidak bisa bekerja
purnawaktu. Pembagian pekerjaan juga meningkatkan fleksibilitas karyawan.
Kekurangan dari pembagian pekerjaan adalah sulitnya mencari pasangan karyawan
yang cocok yang bisa menyelaraskn kerumitan satu pekerjaan dengan baik.
Telecommuting merujuk pada karyawan yang
melakukan pekerjaan mereka di rumah. Jenis pekerjaan yang sesuai telecommuting mencakup tiga kategori,
yaitu tugas penanganan informasi yang rutin, aktivitas yang berpindah pindah,
dan tugas profesional yang terkait dengan pengetahuan. Dengan sistem telecommuting, manajemen dapat memilih
kelompok tenaga kerja yang lebih besar, produktivitas lebih tinggi, perputaran
karyawan lebih sedikit, moral yang lebih baik, dan biaya ruang kantor yang
lebih sedikit. Kekurangan dari sistem ini adalah kurangnya pengawasan langsung
terhadap para karyawan, sulitnya untuk mengkoordinasi kerja sama tim, dan
adanya perasaan pengasingan dan pengurangan kepuasan kerja bagi para karyawan
yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
Terakhir,
pengubahan sifat dari lingkungan kerja juga harus melihat kemampuan dari para
karyawan dan peluang yang tersedia. Keberhasilan dalam suatu pekerjaan
dimudahkan atau dihalangi oleh ada atau tidak adanya sumber sumber yang
mendukung. Kecerdasan dan kerterampilan seorang individu juga memprediksi
kinerja. Selain itu, manajemen harus menghilangkan rintangan dan menyediakan
peluang untuk bekerja, yaitu tingkat kinerja yang tinggi sebagian merupakan
sebuah fungsi dari ketiadaan rintangan-rintangan yang menghalangi karyawan.
Ø Keterlibatan Karyawan (employee
involvement)
Di dalam penerpan
konsep motivasi di dalam aplikasi aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah
mengenal keterlibatan karyawan. Keterlibatan karyawan adalah sebuah proses
partisipatif yang menggunakan masukan karyawan karyawan dan dimaksudkan untuk
meningkatkan komitmen karyawan untuk keberhasilan organisasi. Jika terlibat
dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi serta meningkatkan otonomi dan
kendali mereka atas kehidupan kerja, karyawan akan menjadi lebih termotivasi,
berkomitmen terhadap organisasi, produktif, dan puas dengan pekerjaan mereka.
Ada tiga bentuk utama dari keterlibatan karyawan, yaitu manajemen partisipatif,
partisipasi reprenstatif, dan lingkaran kualitas. Manajemen Partisipatif adalah
proses di mana para bawahan berbagi suatu tingkat kekuatan pembuatan keputusan
yang signifikan dengan atasan-atasan langsung mereka.
Partisipasi
reperentatif adalah partisipasi para pekerja dalam pembuatan keputusan
organisasional melalui sebuah kelompok kecil yang terdiri atas karyawan
karyawan reperentatif. Lingkaran kualitas adalah kelompok krja yang terdiri
atas karyawan karyawan yang bertemu secara teratur untuk mendiskusikan berbagai
masalah kualitas kerja, menyelidik penyebabnya, merekomendasikan solusi, dan
mengambil tindakan perbaikan.
Ø Pemberian
Penghargaan Kepada Karyawan
Ada empat keputusan
penghargaan strategis utama yang harus dibuat dalam pemberian penghargaan
kepada karyawan. Pertama adalah berapakah bayaran karyawan, dan bagaimana
struktur bayarannya. Kedua adalah bagaimana cara membayar setiap karyawan, yang
biasanya diputuskan melalui rencana bayaran variabel dan rencana bayaran
berdasarkan keterampilan. Ketiga adalah apa tunjangan yang diberikan, terutama
apakah harus memberi pilihan tunjangan yang diberikan, terutama apakah harus
memberi pilihan tunjangan kepada karyawan (tunjangan yang fleksibel). Keempat
adalah bagaimana cara menyusun program pengakuan karyawan (penghargaan
instrinsik).
Dalam menentukan
struktur bayaran dan menentukan berapa bayaran karyawan, harus ada keseimbangan
dari keadilan internal (nilai pekerjaan untuk organisasi yang dilihat dari
evaluasi pekerjaan) dan keadilan eksternal (daya saing eksternal bayaran suatu
organisasi bila dibandingkan bayaran di tempat lain dalam industrinya).
Dalam menentukan cara
pembayaran bisa dilihat dalam program variable bayaran, yaitu sebuah rencana
bayaran yang mendasarkan sebagian bayaran seorang karyawan pada beberapa ukuran
kinerja individual dan atau organisasional. Program variabel bayaran bisa
berupa bayaran berdasarkan tarif per bagian, bayaran berdasarkan prestasi,
bonus, rencana pembagian laba, pembagianpendapatan, rencana kepemilikian saham
karyawan, dan bayaran berdasarkan keterampilan.
Dalam menentukan
tunjangan yang diberikan, dapat menggunakan sistem tunjangan yang fleksibel.
Tunjangan yang fleksibel adalah rencana tunjangan yang memungkinkan setiap
karyawan untuk membuat paket tunjangan yang disesuaikan secara individual
dengan kebutuhan dan situasi dirinya.
Program pengakuan karyawan
adalah suatu program penghargaan intrinsik yang bukan berupa kompensasi.
Program penghargaan intrinsik ini bisa berkisar dari sekedar ucapan terima
kasih diumumkan secara luas di mana jenis-jenis perilaku tertentu dianjurkan
dan prosedur untuk mencapai pengakuan diidentifikasikan dengan jelas.
Dikutip
dari tulisan :
1.
Dewi
Hanggraeni, “Perilaku Organisasi (Teori, Kasus, dan Analisis)”. Lembaga
Penerbit. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2011
2.
Supiani.staff.gunadarma.ac.id/.../TEORI+TEORI+MOTIVASI.doc
Modul
Perancangan Organisasi (SDM) Ir. Farida MMA
Informasi yang sangat menarik sekali dan bisa mencerahkan. Semoga semakin ramai.
BalasHapusMasa Persiapan Pensiun Training Persiapan Pensiun Pelatihan Persiapan Pensiun Seminar Persiapan Pensiun Konsultan Pensiun Usaha Persiapan Pensiun Program Persiapan Pensiun
How do I make money from online gambling
BalasHapusA gambling strategy involves combining several methods หารายได้เสริม of gambling with money. It involves winning a huge amount of money, Tips · The top-down