KEWIRAUSAHAAN
SEBAGAI SEBUAH NILAI
Dewasa
ini, dunia kewirausahaan (kewiraswastaan) tampaknya sudah mulai diminati oleh
masyarakat luas. Namun, karena kurangnya informasi, banyak orang merasa masih
belum jelas tentang aspek-aspek apa saja yang melingkupi dunia wiraswasta.
Sebagian orang beranggapan bahwa kewiraswastaan adalah dunianya kaum pengusaha
besar dan mapan, lingkungannya para direktur dan pemilik PT, CV serta berbagai
bentuk perusahaan lainnya. Oleh karena itu, kewirawastaan sering dianggap sebagai
wacana tentang bagaimana menjadi kaya. Sedang kekayaan itu sendiri seakan-akan
merupakan simbol keberhasilan dari kewiraswastaan.
Bukan hanya sebagian masyarakat awam yang berpikir demikian, karena ternyata beberapa lembaga pembinaan kewiraswastaan juga mempunyai persepsi yang mirip dengan itu. Pada beberapa kesempatan, lembaga-lembaga tersebut menampilkan figur tokoh-tokoh sukses yang katanya berhasil menjadi kaya, dengan jalan berwiraswasta. Figur sukses itu antara lain terdiri dari tokoh-tokoh pengusaha besar yang masyarakat mengenalnya sebagai orang-orang terkemuka yang dekat dengan para pejabat pemerintahan.
Terlepas dari siapa tokoh-tokoh sukses dan kaya yang ditampilkan itu, serta bagaimana cara mendapatkan kekayaannya, marilah kita kembali ke inti persoalan : “Benarkah kewiraswastaan merupakan wacana tentang bagaimana caranya untuk menjadi kaya ?”
Kalau bicara sekadar menjadi kaya, tentu semua orang maklum bahwa tidak semua orang kaya adalah pengusaha, sebaliknya tidak semua pengusaha adalah orang kaya. Rata-rata pejabat di Indonesia sudah termasuk orang kaya atau orang berada, apalagi kalau pejabat itu korup. Karyawan-karyawan swasta, terutama para general manager dan direktur juga banyak yang kaya. Bahkan, ada pengemis jalanan berpenghasilan lebih dari Rp. 300.000,- bersih per hari, dan jelas bahwa ia berpotensi untuk menjadi kaya. Dapatkah mereka semua, termasuk para koruptor dan pengemis, menjadi figur panutan dalam wacana kewirausahaan ? Rasanya tidak lah ya..?
Kewiraswastaan atau kewirausahaan sebenarnya bukanlah bertujuan untuk menjadi kaya. Setidaknya inilah yang dekemukakan oleh para perintis kewiraswastaan di Indonesia sejak 3 dekade yang lalu. Merintis masa depan dengan belajar menjadi pengusaha lebih mirip dengan belajar bagaimana mengemudikan kendaraan. Seorang instruktur pada sebuah sekolah mengemudi mobil pernah berkata pada para siswanya, yang dalam praktek selalu berusaha untuk menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi : “Keterampilan mengemudi bukan dilihat dari seberapa cepat kendaraan dipacu. Karena memacu kecepatan adalah hal yang mudah. Itu hanya soal seberapa dalam kita menginjak pedal gas. Ilmu mengemudi lebih merupakan keterampilan bagaimana menjalankan mobil dari keadaan tidak bergerak, menjadi bergerak dan berjalan dengan stabil, serta bermanuver dengan baik sesuai keadaan, berbelok, maju, mundur, parkir, menanjak, menurun dan lain sebagainya, tanpa membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. Kecepatan adalah soal lain..”
Apa yang dikatakan sang instruktur memang benar. Keberhasilan mengemudi bukan dilihat dari seberapa cepat kendaraan dipacu. Demikian pun keadaannya dengan kewiraswastaan. Keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara, termasuk mencuri, merampok, korupsi, melacur dan lain-lain perbuatan negatif. Sebaliknya kewiraswastaan lebih melihat bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan bahkan mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa kecil pun ukuran suatu usaha, jika dimulai dengan niat baik, cara-cara yang bersih, keberanian dan kemandirian, sejak dari nol dan kemudian bisa berjalan dengan baik, maka nilai kewiraswastaannya jelas lebih berharga, daripada sebuah perusahaan besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas, penuh kolusi serta sarat dengan keculasan.
Dalam kewiraswastaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan produk bawaan (by-product) dari sebuah usaha yang berorientasi kearah prestasi. Prestasi kerja manusia yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai orang yang hidup bermewah-mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan perhiasan yang amat mencolok. Maka soal kekayaan pada akhirnya terpulang kepada masing-masing individu. Keadaan kaya-miskin, sukses-gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya dia. Kewiraswastaan hanya menggariskan bahwa seorang wiraswastawan yang baik adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa pada saat jatuh.
Tidak ada satu suku kata pun dari kata “wiraswasta” yang menunjukkan arti kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata wiraswasta itu menunjuk pada salah satu strata, kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elit tertentu.
Terkadang orang tidak menyadari bahwa “wiraswasta” tidak sama dengan “swasta” dan “orang swasta” tidak dengan sendirinya merupakan wiraswastawan sejati, meskipun mungkin yang bersangkutan menyatakan diri begitu.. Ini disebabkan “wiraswasta” mengandung kata “wira”, yang mempunyai makna luhurnya budi pekerti, teladan, memiliki karakter yang baik, berjiwa kstaria dan patriotik. Oleh sebab itu dapat dipastikan bahwa seorang wiraswastawan sejati selalu memegang etika sebaik-baiknya dalam berbisnis.
Orang swasta yang berhasil mengumpulkan harta berlimpah, tidak dapat dikatakan sebagai wiraswastawan sejati, selama harta yang dikumpulkannya itu didapat dengan jalan yang tidak benar seperti kolusi, memeras, menipu, mafia-isme dan lain-lain aktivitas sejenis.
Saya menemukan bahwa kadang-kadang terjadi salah pengertian tentang istilah “kewiraswastaan” yang merupakan terjemahan dari kata asing “entrepreneurship”. Ada pendapat bahwa kewiraswastaan tidak hanya terjadi dikalangan orang atau perusahaan swasta saja, tetapi juga ada dilingkungan perkoperasian, lingkungan pendidikan bahkan dilingkungan badan-badan usaha milik pemerintah (BUMN). Oleh karenanya, “entrepreneurship” bukan monopoli kelompok perusahaan swasta saja. Maka kemudian timbul istilah “wirausaha” yang dianggap lebih universal dalam penerapannya. Gejala ini berlanjut lebih spesifik lagi dengan munculnya istilah “kewirakoperasian” untuk para aktivis koperasi.
Saya
berpendapat, istilah “wiraswasta” tidak hanya menunjuk kepada orang-orang dari
kalangan perusahaan swasta. Sebagai istilah yang mewakili kata
“entrepreneurship”, penggunaannnya sudah sangat universal, sehingga sebetulnya
tidak perlu lagi direvisi. Secara etimologi, sebagaimana dijelaskan oleh Dr.
Suparman Sumahamidjaya, arti kata wiraswasta bisa diuraikan lebih kurang
sebagai berikut :
wira = luhur, berani, jujur, ksatria.
swa = sendiri.
sta = berdiri.
Jadi, maksud dari kata wiraswasta adalah, mewujudkan aspirasi kehidupan berusaha yang mandiri dengan landasan keyakinan dan watak yang luhur. Lebih spesifiknya, kaum wiraswastawan sejati adalah mereka yang berani memutuskan untuk bersikap, berpikir dan bertindak secara mandiri, mencari nafkah dan berkarir dengan jalan berusaha di atas kemampuan sendiri, dengan cara yang jujur dan adil, jauh dari sifat-sifat keserakahan dan kecurangan.
wira = luhur, berani, jujur, ksatria.
swa = sendiri.
sta = berdiri.
Jadi, maksud dari kata wiraswasta adalah, mewujudkan aspirasi kehidupan berusaha yang mandiri dengan landasan keyakinan dan watak yang luhur. Lebih spesifiknya, kaum wiraswastawan sejati adalah mereka yang berani memutuskan untuk bersikap, berpikir dan bertindak secara mandiri, mencari nafkah dan berkarir dengan jalan berusaha di atas kemampuan sendiri, dengan cara yang jujur dan adil, jauh dari sifat-sifat keserakahan dan kecurangan.
Definisi di atas tidak membatasi bahwa wiraswastawan harus seorang yang menjalankan perusahaan milik sendiri. Dengan demikian kewiraswastaan berlaku di lingkungan manapun, termasuk koperasi, BUMN, pengusaha kaki lima, makelar bahkan di lingkungan karyawan sekalipun. Sebab apa? Karena kaum profesional yang status formalnya adalah seorang karyawan, pada hakikatnya merupakan seorang wiraswastawan juga, karena mereka bekerja dengan menjual “leadership”, atas dasar kemitraan bisnis yang adil dan saling menguntungkan, dan bukan atas dasar keinginan untuk “menumpang hidup” semata. Para distributor dari sebuah perusahaan multi-level-marketing, sebagaimana agen-agen asuransi, juga merupakan pribadi-pribadi yang berusaha secara mandiri dan mereka berwiraswasta. Beberapa perusahaan yang telah maju ternyata juga didirikan oleh para mantan karyawan yang memiliki naluri kewiraswastaan. Hal ini menguatkan bukti bahwa nilai-nilai kewiraswastaan memang ada dimana-mana. Hanya saja, kewirawastaan ada yang kelihatan secara jelas, ada yang tersembunyi.
Betapa pun saya menyambut baik munculnya berbagai istilah alternatif, karena hal tersebut dengan sendirinya akan memperkaya khasanah kosakata bahasa Indonesia yang masih memerlukan pembinaan-pembinaan lebih jauh. Sebab itu, dalam situs ini akan dipergunakan istilah “wiraswasta” dan “wirausaha” secara silih berganti, agar tidak menimbulkan kejenuhan.
Beberapa aktivitas yang memiliki kandungan nilai kewirausahaan, baik yang jelas maupun yang tersembunyi bisa dicontohkan sebagai berikut :
1). Pengusaha-pengusaha “kantoran” yang menjalankan perusahaan milik sendiri atau bermitra. Baik dari kelas pengusaha besar, menengah ataupun kecil.
2). Pengusaha-pengusaha seperti pedagang kaki lima, warung nasi, restoran, toko klontong, bengkel, salon dan lain-lain.
3). Pengusaha candak kulak, seperti bakul jamu, tukang bakso pikul/grobak, dan lain sebagaiya.
4). Pengurus dan anggota-anggota koperasi.
5). Tokoh-tokoh pemasaran, seperti para direktur dan manajer pemasaran, sales representative, business representative, salesmen/girl door to door.
6). Para distributor multi-level-marketing serta para agen asuransi.
7). Tokoh-tokoh profesi seperti dokter, pengacara, notaris, konsultan yang membuka praktik sendiri, sampai supir taksi.
8). Mereka yang menjalankan bisnis sambilan, tanpa melecehkan pekerjaan utamanya sebagai karyawan.
9). Para karyawan, yang sambil bekerja, berusaha mengumpulkan modal dan belajar untuk mempersiapkan diri menjadi pengusaha nantinya.
10). Para makelar yang jujur.
11). Kaum profesional yang menjual leadership pada perusahaan-perusahaan besar mulai dari yang menjabat sebagai presiden direktur, direktur atau manajer.
12). Pekerja free-lance, instruktur-instruktur aerobik, pelatih olahraga yang bekerja waktu penuh.
SUMBER :
Rusman
Hakim. 10 April 2006. http://rusmanhakim.blogspot.com/2006/04/kewirausahaan-sebagai-sebuah-nilai.html
23 September 2008
Menurut
definisi, wirausaha adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah
terhadap produk atau jasa melalui transformasi, kreatifitas, inovasi, dan
kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga produk atau jasa tersebut
lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pengguna produk dan jasa (Prof. Raymond
Kao, Nanyang Business School, Singapore 1999). Kewirausahaan (entrepreneurship)
berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi bangsa. Singapura misalnya, menjadi
negara yang maju karena prinsip2 entrepreneurship.
Hasilnya
adalah perusahaan IT kelas dunia yang awalnya dirintis oleh wirausahawan muda.
Hal yang sama dilakukan negara-negara Amerika Serikat, Taiwan, Korea yang peka
terhadap pembentukan entrepreneurs. (Gatot Johanes Silalahi, MSc; Sinar
Harapan, 2003).
Dua
setengah dekade lalu, Bill Drayton, pendiri dan CEO Ashoka, memprakarsai konsep
kewirausahaan sosial. Prinsipnya tidak berbeda dengan kewirausahaan bisnis,
bedanya kewirausahaan sosial digunakan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Bagi
Drayton ada dua hal kunci dalam kewirausahaan sosial. Pertama, adanya inovasi
sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Kedua, hadirnya
individu bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha (entrepreneurial), dan beretika di
belakang gagasan inovatif tersebut. Jadi wirausaha sosial adalah individu yang
bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha, dan beretika, yang mampu menciptakan
inovasi sosial dan mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Inovasi sosial
yang dimaksud Bill adalah yang mampu menciptakan atau mengubah pola di
masyarakat sehingga dapat mengakar. Dan karenanya, hal itu dapat
berkesinambungan.
Contoh
gemilang tentang kerja wirausahawan sosial adalah bagaimana Muhamad Yunus,
pemenang Nobel Perdamaian 2006, yang dengan sistem kredit mikro yang lebih
dikenal sebagai “Grameen Bank”, telah membantu jutaan kaum miskin di
Bangladesh, terutama perempuan dan anak, untuk memperoleh kesejahteraan yang
lebih baik.
David
Bornstein memaparkan bagaimana para wirausahawan sosial dari berbagai belahan
dunia yang hampir tak terliput oleh media namun telah mengubah aras sejarah
dunia dengan terobosan berupa gagasan-gagasan inovatif, memutus sekat-sekat
birokrasi, mengusung komitmen moral yang tinggi dan kepedulian (How to Change
the World, 2004).
Selain
buah kerja brilian Muhammad Yunus, David Bornstein juga menceritakan puluhan
kisah wirausahawan sosial lain, seperti Fabio Rosa (Brasil) yang menciptakan
sistem listrik tenaga surya yang mampu menjangkau puluhan ribu orang miskin di
pedesaan, Jeroo Billimoria (India) yang bekerja keras membangun jaringan
perlindungan anak-anak telantar, Veronika Khosa (Afrika Selatan) yang membangun
model perawatan yang berbasis rumah (home-based care model) untuk para
penderita AIDS yang telah mengubah kebijakan pemerintah tentang kesehatan di
negara tersebut, dan banyak lagi tokoh yang buah tangannya telah terasa
langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Di
Indonesia kita kenal Pak Bahruddin melalui paguyuban petaninya membuka peluang
bagi petani untuk memenuhi hak-hak mereka, termasuk di antaranya layanan
irigasi, akses pasar, dan perubahan pola pertanian organik yang terintegrasi
dengan teknologi tepat guna. Selain petani berpeluang meningkat pendapatannya
dan lahan pertaniannya dapat terkelola secara berkesinambungan, paguyuban juga
berhasil membuat DPRD Salatiga mengubah perda berkaitan dengan pemenuhan
layanan irigasi bagi petani.
Upaya
Bahruddin tidak berhenti sampai di situ. Kini beliau sementara mengembangkan
pendidikan alternatif berbasis teknologi informasi tingkat SLTP bagi anak-anak
petani. Akses internet 24 jam digunakan selain untuk meningkatan kapasitas guru
dan murid,juga untuk kegiatan belajar dan mengajar. Di samping itu, Sekolah
SLTP Qaryah Thayyibah juga mampu melibatkan petani (orang tua murid) dan kaum
muda sebagai relawan tenaga pengajar, dan juga pengusaha komputer yang dapat
mendukung pengadaan komputer dan akses internet.
Semua upaya Bahruddin tidak lain didorong oleh kegigihannya mewujudkan perubahan. Kreativitasnya pun menggulirkan inovasi-inovasi sosial yang terus bermunculan seiring perubahan tantangan yang dihadapi masyarakat. Adapun kewirausahaan sosial sendiri hadir bagi hidup dan penghidupan yang lebih baik di dunia ini.
Semua upaya Bahruddin tidak lain didorong oleh kegigihannya mewujudkan perubahan. Kreativitasnya pun menggulirkan inovasi-inovasi sosial yang terus bermunculan seiring perubahan tantangan yang dihadapi masyarakat. Adapun kewirausahaan sosial sendiri hadir bagi hidup dan penghidupan yang lebih baik di dunia ini.
Kewirausahaan
Sosial (Social Entrepreneurship) adalah bagian yang tak terpisahkan dari
Kewirausahaan Strategis (Strategic Entrepreneurship). Hitt,Ireland&Hoskisson
(2005) mengatakan bahwa Kewirausahaan Strategis (Strategic Entrepreneurship)
yang biasanya dilakukan oleh perserorangan dan badan usaha adalah :
- Mengambil langkah-langkah
kewirausahaan dengan perspektif strategis.
- Berperilaku menggiatkan pencarian
kesempatan usaha dan keunggulan kompetitif.
- Merencanakan dan
mengimplementasikan strategi kewirausahaan untuk menciptakan keuntungan.
Usaha-usaha
Kewirausahaan Strategis (Hitt,Ireland&Hoskisson: 2005) diatas harus
didasari, didorong dan mempunyai tujuan pada beberapa faktor yaitu:
- Cara berfikir kewirausahaan dari
pendiri (founding father) organisasi atau badan usaha.
- Mempunyai kelompok kerja untuk
mengembangkan produk atau pelayanan.
- Memfasilitasi inovasi dan
integrasinya dengan menyebarkan nilai luhur dan kepemimpinan
kewirausahaan.
- Menciptakan nilai tambah melalui
inovasi yang dilakukan.
SUMBER :
Djaja. 29 Nopember 2007.www.alphachimp.com/poptech/images/30_David-Bornstein.jpg&imgrefurl=http://djadja.wordpress.com/page/4/&h=764&w=576&sz=143&hl=id&start=1&um=1&usg=__A3rKz9YteAp9hx4vEEpbH8GPO-I=&tbnid=69RplT48LTeQSM:&tbnh=142&tbnw=107&prev=/images%3Fq%3Dkewirausahaan%26um%3D1%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26channel%3Ds%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26sa%3DG.
25 September 2008
Modul Kewirausahaan - Ir. Atep Afia
Hidayat MP
Informasi yang sangat menarik sekali dan bisa mencerahkan. Semoga semakin ramai.
BalasHapusMasa Persiapan Pensiun Training Persiapan Pensiun Pelatihan Persiapan Pensiun Seminar Persiapan Pensiun Konsultan Pensiun Usaha Persiapan Pensiun Program Persiapan Pensiun
Halo semuanya, Nama saya Siska wibobo saya tinggal di Surabaya di Indonesia, saya seorang mahasiswa, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati karena ada banyak perusahaan pinjaman penipuan dan kejahatan di sini di internet , Sampai saya melihat posting Bapak Suryanto tentang Nyonya Esther Patrick dan saya menghubunginya melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
BalasHapusBeberapa bulan yang lalu, saya putus asa untuk membantu biaya sekolah dan proyek saya tetapi tidak ada yang membantu dan ayah saya hanya dapat memperbaiki beberapa hal yang bahkan tidak cukup, jadi saya mencari pinjaman online tetapi scammed.
Saya hampir tidak menyerah sampai saya mencari saran dari teman saya Pak Suryanto memanggil saya pemberi pinjaman yang sangat andal yang meminjamkan dengan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp200.000.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga rendah 2 %. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa nomor saya diterapkan langsung ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, segera saya menghubungi ibu melalui (estherpatrick83@gmail.com)
Dan juga saya diberi pilihan apakah saya ingin cek kertas dikirim kepada saya melalui jasa kurir, tetapi saya mengatakan kepada mereka untuk mentransfer uang ke rekening bank saya, karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres atau penundaan.
Yakin dan yakin bahwa ini asli karena saya memiliki semua bukti pemrosesan pinjaman ini termasuk kartu ID, dokumen perjanjian pinjaman, dan semua dokumen. Saya sangat mempercayai Madam ESTHER PATRICK dengan penghargaan dan kepercayaan perusahaan yang sepenuh hati karena dia benar-benar telah membantu hidup saya membayar proyek saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi Madam melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (siskawibowo71@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau menginginkan prosedur untuk mendapatkan pinjaman
Sekarang, yang saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman bulanan yang saya kirim langsung ke rekening bulanan Nyonya seperti yang diarahkan. Tuhan akan memberkati Nyonya ESTHER PATRICK untuk Segalanya. Saya bersyukur
Salam kepada semua yang membaca kesaksian saya !!!
BalasHapusNama saya Amirah Fajar dari kota Medan Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua kolega saya di Indonesia yang sedang mencari pinjaman, Anda hanya perlu berhati-hati. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman online karena begitu banyak pemberi pinjaman internet di sini penipu dan mereka hanya berbagi cerita palsu, saya meminta pinjaman sebesar Rp100.000.000 dari seorang wanita di Ghana pada 13 Januari 2020 dan Saya kehilangan uang saya dengan biaya tanpa akhir tanpa mendapatkan pinjaman.
Jadi pada hari yang setia ini saya baru saja melewati pinjaman blog dan saya menemukan iklan pinjaman tentang ibu Susan yang membantu dengan baik dengan pelanggan lain. Saya menghubungi Ibu Susan beberapa hari setelah pengalaman buruk saya dengan pemberi pinjaman palsu, bisnis saya tersebar dan dalam proses saya harus menjual beberapa aset saya karena bisnis saya hancur dan tidak ada uang sementara saya memohon padanya untuk membantu , tapi saya berhasil mengumpulkan dana. kemudian saya menulis kepada ibu Susan Logan melalui emailnya (susanlogan1975@gmail.com)
Jadi ketika saya menghubungi (susanlogan1975@gmail.com) Ny. Susan Logan saya mematuhi persyaratan dan ketentuan pinjaman perusahaan dan permohonan pinjaman saya disetujui untuk saya tanpa tekanan dan kesulitan dan bantuan dengan meminjamkan Rp250.000.000 dan setelah menerima banyak permintaan permintaan pinjaman , Saya mendapat verifikasi dari bank saya yang mengatakan rekening bank saya telah dikreditkan dengan Rp250.000.000, pada saat itu ditunjukkan bahwa saya harus pergi ke bank saya untuk memastikan dan uang itu ada di rekening saya.
Jadi saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua orang Indonesia bahwa Ny. Susan Logan adalah pemberi pinjaman asli dan seorang ibu yang baik karena saya adalah wakil kehidupan Bunda Susan Logan, jadi saya menyarankan semua orang Indonesia yang membutuhkan pinjaman untuk mendaftar dengan Nyonya Susan Logan melalui email : (susanlogan1975@gmail.com)
Sekali lagi nama saya Amirah Fajar, dari kota Medan, di Indonesia, Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: amirahfajar1@gmail.com untuk informasi lebih lanjut.
Semoga Allah memberkati semua orang karena membaca kesaksian saya.
CaesarsCasino.com Launches New Online Gaming Platform - JTM Hub
BalasHapusCaesarsCasino.com Launches New Online Gaming Platform. JTM.com Launches New 동두천 출장샵 Online Gaming 고양 출장마사지 Platform. JTM.com 포천 출장샵 Launches New Online Gaming Platform. 안동 출장마사지 The 진주 출장마사지